Gencatan Senjata Natal 1912



Seputar 100.000 tentara Inggris serta Jerman terjebak dalam pemberhentian perseteruan tidak sah di selama Front Barat. [17] Jerman tempatkan lilin di parit serta pohon Natal, selanjutnya meneruskan perayaan dengan menyanyikan lagu-lagu Natal. Inggris memberi respon dengan menyanyikan lagu-lagu mereka sendiri. Kedua pihak meneruskan dengan meneriakkan salam Natal keduanya. Selekasnya kemudian, ada perjalanan di No Man's Land, dimana hadiah kecil dipertukarkan, seperti makanan, tembakau, alkohol serta cenderamata, seperti kancing serta topi. The artileridi daerah itu terdiam. Gencatan senjata sangat mungkin mantra pernafasan dimana tentara yang barusan terbunuh bisa dibawa kembali pada belakang garis mereka oleh faksi penyemayaman. Service bersama-sama diselenggarakan. Di beberapa bagian, gencatan senjata berjalan sampai malam Natal, bersambung sampai Hari Tahun Baru di beberapa negara lain. [7]

Pada Hari Natal, Brigadir Jenderal Walter Congreve , komandan Brigade Infanteri ke-18 , yang diletakkan di dekat Neuve Chapelle , menulis sepucuk surat yang memperingatkan beberapa orang Jerman yang mengatakan gencatan senjata untuk hari itu. Salah satunya anak buahnya dengan berani mengusung kepalanya di atas tembok pemisah serta lainnya dari ke-2 bagian berjalan ke tanah tidak bertuan. Beberapa perwira serta petugas berjabatan tangan serta berganti rokok serta cerutu, salah satunya kaptennya "merokok cerutu dengan shooting paling baik di tentara Jerman", yang paling akhir tidak lebih dari pada 18 tahun. Congreve mengaku ia malas melihat gencatan senjata sebab takut pada penembak tepat Jerman. [18]

Bruce Bairnsfather , yang berperang selama perang, menulis

Saya tidak melepaskan Hari Natal yang unik serta aneh ini untuk apa saja.... Saya lihat seorang perwira Jerman, seperti letnan yang perlu saya pikir, serta untuk seorang kolektor, saya memberitahu ia jika saya sudah menyenangi ke sejumlah kancingnya.... Saya keluarkan gunting kawat saya serta, dengan beberapa cekatan, melepas beberapa kancingnya serta memasukkan ke saku saya. Saya selanjutnya memberikannya dua punya saya untuk alternatifnya.... Yang paling akhir saya melihat salah satu penembak senapan mesin saya, yang sedikit penata rambut amatir dalam kehidupan sipil, memangkas rambut panjang yang tidak lumrah dari Boche jinak, yang dengan sabar berlutut di tanah sesaat gunting automatis merayap di belakang lehernya. [19] [20]

Henry Williamson seorang pribadi berumur sembilan belas tahun di London Rifle Brigade , menulis pada ibunya pada Boxing Day

Ibu yang terhormat, saya menulis dari parit. Saat ini jam 11 pagi. Di sebelahku ada api arang, di hadapanku ada 'lubang galian' (basah) dengan sedotan didalamnya. Tanahnya asal-asalan di parit yang sebetulnya, tapi beku dalam tempat lain. Di mulut saya ada pipa yang diberikan oleh Putri Mary. Di pipa ada tembakau. Tentunya, katamu. Tetapi nantikan. Dalam pipa itu ialah tembakau Jerman. Haha, katamu, dari tahanan atau diketemukan di parit yang diamankan. Oh sayang, tidak! Dari seorang tentara Jerman. Ya seorang tentara Jerman yang hidup dari paritnya sendiri. Tempo hari Inggris & Jerman berjumpa & berjabatan tangan di Tanah antara parit, & berganti cenderamata, & berjabatan tangan. Ya, selama seharian, hari Natal, & waktu saya menulis. Mengagumkan, kan? [21]

Kapten Sir Edward Hulse memberikan laporan bagaimana penerjemah pertama yang dia jumpai dari aliran Jerman datang dari Suffolk serta sudah tinggalkan pacarnya serta motor 3,5 ponsel. Hulse memvisualisasikan satu lagu menyanyi yang "usai dengan ' Auld lang syne ' yang kita, Inggris, Skotlandia, Irlandia, Prusia, Württenbergers, dan lain-lain. Masuk. Itu betul-betul mengagetkan, apabila saya sempat menyaksikannya di film sinematografi Semestinya saya bersumpah itu palsu! " [22]

Kapten Robert Miles, King's Shropshire Light Infantry , yang menempel pada Royal Irish Rifles mengingat dalam surat yang diedit yang diedarkan dalam Daily Mail serta Wellington Journal & Shrewsbury News pada Januari 1915, sesudah kematiannya dalam tindakan pada 30 Desember 1914

Jumat (Hari Natal). Kami alami Hari Natal paling mengagumkan yang dapat dipikirkan. Seperti gencatan senjata yang tidak ditata serta tidak resmi tapi dimengerti dengan prima serta jeli ada antara kami serta rekan-rekan kami di muka. Yang lucu ialah kelihatannya cuma ada dibagian garis pertarungan ini - di samping kanan serta kiri kita dapat dengar mereka tembak dengan riang seperti awalnya. Hal tersebut diawali semalam - malam yang dingin serta pahit, dengan salju putih - selekasnya sesudah senja saat Jerman mulai meneriakkan 'Selamat Natal, orang Inggris' pada kami. Tentunya kawan-kawan kami berteriak balik serta sekarang ini banyak faksi dari kedua pihak sudah tinggalkan parit mereka, tidak membawa senjata, serta berjumpa dalam tempat yang tidak dapat diperdebatkan, penuh shooting, tidak bertuan antara garis. Di sini kesepakatan - semua sendirinya - dibikin untuk bikin kita jangan sama-sama tembak sampai larut malam kelak. Beberapa lelaki semua berteman ditengah-tengah (kami tentunya tidak biarkan mereka begitu dekat sama garis kami) serta berganti rokok serta kebohongan dalam persekutuan yang benar-benar baik. Tidak ada shooting yang ditembakkan selama malam.

Popular posts from this blog

Pengkhianatan Asyur saat gencatan senjata

Gencatan Senjata Dengan Pertandingan Sepakbola